Driver Online Tetapkan 20 Mei Jadi Hari Kebangkitan Transportasi Online Indonesia
Driver Online Tetapkan 20 Mei Jadi Hari Kebangkitan Transportasi Online Indonesia
SURAKARTA-koranjateng.com
Transportasi online telah menjadi nadi kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, tersimpan realita pahit para driver yang semakin terpinggirkan oleh kebijakan aplikator. GARDA Solo Raya, sebagai garda terdepan driver online, mengeluarkan release resmi dan dengan tegas menyatakan bahwa tanggal 20 Mei 2025 bukan sekadar kalender biasa, melainkan hari kebangkitan, sekaligus aksi serentak untuk memperjuangkan hak dan nasib driver di seluruh Indonesia (14/05/2025).
Dalam pernyataan release resminya, Djoko Saryanto, juru bicara GARDA Solo Raya, menyuarakan dengan lantang bahwa driver online tidak akan lagi diam menerima setiap kebijakan yang merugikan. "Kita bukan budak dari algoritma dan bonus yang dipotong tanpa alasan. Kita adalah pejuang yang sudah lama diam, dan hari ini saatnya kita bangkit melawan ketidakadilan. Jika tidak turun aksi 20 Mei 2025, lalu kapan lagi nasib akan berubah? Nasib itu diperjuangkan, bukan dititipkan!" tegasnya saat memberikan release resmi aksi pada awak media.
GARDA Solo Raya menegaskan bahwa perjuangan kali ini bukan sekadar aksi kelompok atau golongan tertentu, melainkan gerakan bersama seluruh driver online. Mereka menghimbau agar seluruh rekan driver turun ke jalan. “Jangan hanya jadi penonton, apalagi pecundang! Turunlah aksi ke jalan dan perjuangkan nasib kita bersama,” seru mereka. Pesan ini seakan menjadi seruan memecah kebekuan, agar setiap driver, tanpa kecuali, menyadari bahwa perjuangan demi keadilan dan kesejahteraan bukanlah untuk dititipkan, melainkan kebutuhan mutlak diperjuangkan agar hari esok tidak semakin suram.
Lebih lanjut Djoko mengatakan “Selama bertahun-tahun, driver online awalnya dimanjakan dengan berbagai fasilitas dan bonus. Namun, seiring berjalannya waktu, bonus dan fasilitas itu menguap, digantikan oleh kebijakan yang justru memotong pendapatan. Program Hemat, contohnya, jelas melanggar aturan pendapatan minimum driver. Ketentuan yang ada mensyaratkan upah Rp8.000 per trip bersih untuk jarak kurang dari 4 kilometer, suatu standar yang semakin menipis di tengah kenaikan biaya hidup yang terus naik. Tarif yang berlaku masih berdasarkan aturan tahun 2022 (KP 667) yang seharusnya sudah mengalami paling tidak tiga kali penyesuaian menghadapi kenaikan UMR sebesar 16,7%. Sementara itu, potongan aplikasi yang kerap mencapai di luar batas aturan, bahkan ada yang melebihi ketentuan maksimal 15%, menjadikan driver rentan terhadap praktik eksploitatif yang tidak manusiawi.” terangnya.
Djoko menambahkan “Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI) yang terdiri dari perwakilan driver online se-Indonesia, akademisi, dan praktisi hukum telah melakukan kajian mendalam terhadap berbagai kebijakan dan regulasi yang ada. Data dan fakta yang disajikan dalam forum tersebut sedianya akan disampaikan kepada Menteri Perhubungan melalui perwakilan di Jakarta dengan harapan bahwa pemerintah segera merumuskan Undang-Undang Transportasi Online yang memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi driver.” papar Jiru bicara GARDA Solo Raya.
GARDA Solo Raya akan turun aksi bersama gabungan 500 driver online di Eks Karesidenan Surakarta, yang masih sadar dan berani menyuarakan pendapatnya, pada 20 Mei 2025 mendatang. Menuntut agar kebijakan yang selama ini membelit mereka segera dicabut.
Djoko menginformasikan
“Dalam aksi kebangkitan ini, GARDA Solo Raya menuntut lima poin utama berikut adalah Tuntutan Aksi :
1. Penghapusan Program Hemat, yang merongrong pendapatan minimum driver secara langsung.
2. Kenaikan tarif jasa layanan, agar mencerminkan kenaikan biaya hidup dan UMR yang seharusnya dipertimbangkan sejak 2022 hingga 2025.
3. Penetapan potongan aplikasi maksimum 10%, sebagai batas lunak untuk mencegah praktik pemotongan yang sewenang-wenang.
4. Pemberian sanksi tegas bagi aplikator nakal, yang dengan sengaja mengeksploitasi mitra driver demi keuntungan semata tanpa mengindahkan regulasi dan aturan dari pemerintah.
5. Pengesahan Undang-Undang Transportasi Online, agar ekosistem online mendapatkan payung hukum yang lebih jelas dan berpihak pada keadilan sosial.
“Gerakan ini bukan saja tentang peningkatan pendapatan, melainkan juga soal martabat. Setiap driver online, baik yang menggeluti roda dua maupun roda empat, semestinya harus bangkit dari keterpurukan dengan menyadari bahwa perjuangan ini memerlukan keberanian dan kesatuan. Ingatlah, tidak bekerja satu hari bukan berarti driver akan kelaparan. Satu hari tanpa bekerja adalah harga yang sangat kecil jika dibandingkan dengan kehilangan kesempatan memperjuangkan hak-hak kita. Jangan biarkan diri kita terjebak dalam rasa takut dan apatis. Kalau tidak turun aksi 20 Mei ini, kapan lagi nasib kita akan berubah? Maka dari itu, setiap driver harus segera melangkah keluar, menyatukan langkah, dan bersama-sama memberi tekanan agar pemerintah segera mendengarkan suara rakyat asli dari jalanan.” tegas Djoko
GARDA Solo Raya, telah mengukuhkan posisinya sebagai representasi driver online dari wilayah eks karesidenan Surakarta, terdiri atas kota Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten, menjadi ujung tombak pergerakan ini.
Pada kesempatan pertemuan tersebut Juru bicara GARDA Djoko Saryanto juga mengklarifikasi bahwasanya “GARDA Solo Raya tidak terafiliasi dengan GARDA Indonesia, GARDA Solo Raya adalah murni wadah perjuangan driver Se eks karesidenan Surakarta. Dan bergandengan tangan bersama FDTOI, mereka menyuarakan bahwa perekonomian digital Indonesia tidak akan bisa tumbuh subur jika para penggerak utamanya terus dieksploitasi tanpa keadilan. Perubahan harus dimulai sekarang, bukan besok.” jelasnya.
Djoko menghimbau “Di Aksi Hari Kebangkitan Transportasi Online 20 Mei 2025 mendatang, mari buktikan bahwa kita bukan sekadar bagian dari mesin ekonomi yang terus berjalan tanpa arah. Kita, driver online, adalah kekuatan utama yang sudah terlalu lama diabaikan. Turun ke jalan, tunjukkan keberanian kita, dan perjuangkan nasib dengan penuh keyakinan. Karena saatnya telah tiba, kebangkitan driver online harus segera dirayakan pada 20 Mei 2025, sebagai momentum awal untuk mengubah sejarah. Jangan pernah ragu, jangan pernah berhenti. Nasib kita ditentukan oleh tindakan kita, dan sekaranglah waktunya mempertaruhkan segalanya demi keadilan dan penghormatan atas kerja keras kita!”
“Ini adalah panggilan jiwa bagi setiap driver online yang masih memiliki nyali! Jangan biarkan kesempatan ini berlalu begitu saja. Dengan turun ke jalan, kita tak hanya memperjuangkan hak kita masing-masing, tetapi kita membuka jalan bagi masa depan yang lebih adil, manusiawi, dan sejahtera bagi seluruh perekonomian digital Indonesia, “ BERGERAK, SERENTAK, BERDAMPAK! ” Nasib itu diperjuangkan, bukan dititipkan. Turun aksi 20 Mei 2025, dan buktikan bahwa kita adalah kekuatan yang tidak mudah diabaikan.” pungkasya.
Menutup pertemuan malam tadi juru bicara GARDA Solo Raya juga memohon permakluman atas ketidaknyamanan para customer pengguna ojek online pada saat aksi 20 Mei 2025 mendatang.
( Pitut Saputra )