Keseruan Festival Desa Palar Mewarnai Dunia: Sorotan Opini Ketua TP PKK Esti Rahayu

Keseruan Festival Desa Palar Mewarnai Dunia: Sorotan Opini Ketua TP PKK Esti Rahayu


KLATEN-koranjateng.com
Festival Desa Palar “Mewarnai Dunia” telah mengubah pelataran Desa Palar menjadi panggung kreatifitas dan kebersamaan. Ketua TP PKK Esti Rahayu menyambut kemeriahan ini sebagai bukti nyata semangat gotong royong yang diwariskan turun-temurun (27/07/2025).

Baginya, festival ini bukan sekadar perayaan, melainkan momentum penguatan ikatan antar warga dan panggung untuk menampilkan potensi lokal. “Setiap tawa, warna, dan kreasi anak desa adalah cerminan aspirasi bersama,” ujarnya bersemangat. Dengan sorotan khusus pada peran perempuan dalam memulai inovasi, ia menegaskan bahwa TP PKK selalu hadir di garda depan dalam setiap inisiatif pemberdayaan masyarakat.

Menurut Esti Rahayu, partisipasi aktif setiap rukun tetangga (RT) menjadi kunci keberhasilan festival. Ia terkesan melihat diversitas kreasi dari tiap RT, mulai tenunan khas hingga ragam kuliner keluarga. “Warna yang berbeda di setiap stan menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan desa,” ucapnya. Dalam pandangannya, kolaborasi antar-RT memicu ide-ide baru yang memperkaya festival dan membuka peluang dialog antar warga. Semangat ini, menurutnya, wajib dipertahankan sebagai budaya inklusif yang merangkul setiap elemen masyarakat tanpa kecuali.

Esti juga menekankan pentingnya sinergi pentahelix, Pemerintah Desa, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media, dalam hal menyelenggarakan festival. Kerja sama lintas sektor ini, katanya, telah menghasilkan platform kuat untuk pemberdayaan ekonomi kreatif. “Ketika pemerintah menyediakan regulasi, mahasiswa menambahkan inovasi, pelaku UMKM menampilkan produk, dan media mengangkat cerita, dampaknya menjadi berganda,” jelasnya. Baginya, satu festival tak cukup jika dikemas sendiri-sendiri, kolaborasi sistemik adalah kunci agar momentum pemberdayaan terus berlanjut hingga ke tingkat regional.

Momen pertama festival, senam sehat massal, mendapat pujian khusus dari Esti Rahayu. Ia melihat senam bukan hanya kegiatan fisik, melainkan simbol kebersamaan generasi muda dan tua. “Ibu-ibu PKK memimpin, anak-anak mengikuti, lansia bergoyang dengan penuh semangat, di situ saya tahu desa ini hidup,” katanya. Kegiatan ini, menurutnya, memperlihatkan betapa olahraga sederhana dapat menyatukan masyarakat dalam satu ritme kebahagiaan. Ia mendorong agar senam sehat menjadi agenda rutin dalam setiap acara desa.

Stand bazar UMKM menjadi panggung bagi kearifan lokal yang digagas oleh warga Desa Palar. Esti menyoroti inovasi tata letak stan, lampu hias, profil pembuat, hingga elemen estetis, sebagai langkah strategis meningkatkan pengalaman pengunjung. “Keindahan visual produk akan memikat mata dan membuka hati untuk membeli,” ujarnya. Ia berpendapat proses kreatif dalam branding dan display ini merupakan pelajaran berharga agar pelaku UMKM dapat bersaing di pasar lebih luas. Dukungan TP PKK dan karang taruna desa terhadap pelatihan desain stan terus digencarkan.

Salah satu aspek yang paling mendapat sorotan Esti Rahayu adalah inklusi komunitas disabilitas. Ia bangga melihat stan Sanggar Seni Mewarnai Dunia menampilkan karya seni daur ulang dan kerajinan batik ornamen dari para penyandang disabilitas. “Memberi ruang ekspresi bagi mereka artinya mengakui potensi tanpa batas,” ujarnya. Esti menegaskan bahwa inklusi bukan sekadar slogan, melainkan tindakan nyata yang memerlukan dukungan penuh. TP PKK akan terus bekerja sama dengan komunitas disabilitas untuk membuka lebih banyak peluang kreatif dan ekonomi.

Potensi pariwisata lokal juga mendapat perhatian khusus dari Esti Rahayu, terutama stan Jali dan komunitas pemandu wisata lokal ngantilalicaraneturu tourguide community. Ia melihat demo pembuatan jali dan paket trekking sungai sebagai gerbang pengembangan ekowisata desa. “Pendekatan budaya dan ekologi yang terintegrasi akan menarik wisatawan dan menjaga kelestarian alam,” tegasnya. Baginya, Desa Palar bisa menjadi contoh model desa wisata inklusif yang mengedepankan partisipasi masyarakat dalam merancang pengalaman wisata berkelanjutan.

Di panggung utama, Esti terkesan dengan ragam pertunjukan seni, tari tradisional, musik akustik, hingga yel-yel semangat oleh Karang Taruna. Ia menyebut bahwa seni adalah bahasa universal yang menembus batas usia dan latar belakang. “Ketika gending desa menggema, hati kita terpaut pada akar budaya,” katanya. Kehadiran seniman lokal, menurutnya, memperkaya festival dan menegaskan identitas Desa Palar yang berakar kuat pada tradisi. Ia mendukung agenda pagelaran kebudayaan ini sebagai kalender tahunan TP PKK Desa Palar.

Peranan mahasiswa KKN UIN Raden Mas Said Surakarta kelompok 219 dan 220 juga menjadi sorotan Esti Rahayu. Ia mengapresiasi kontribusi mereka dalam mendokumentasikan acara, menyusun laporan, dan memberikan saran desain stan. “Energi dan ide-ide segar dari mahasiswa menambah dinamika festival,” ujarnya. Esti menilai kemitraan akademisi dan masyarakat desa membuka ruang bagi transfer pengetahuan serta memperluas wawasan lokal. Ia mendorong agar hubungan ini dipertahankan bahkan diperluas ke program-program pelatihan jangka panjang.

Melihat semangat yang terpancar di setiap sudut festival, Esti Rahayu optimistis bahwa desa ini siap melangkah lebih jauh. Ia menegaskan pentingnya memelihara momentum kolaborasi dan inovasi untuk mewujudkan Desa Palar sebagai desa percontohan inklusif dan berdaya saing. “Mewarnai dunia bukan hanya slogan, tetapi langkah nyata menuju kesejahteraan bersama,” katanya. Esti mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus berkreasi, mengevaluasi, dan merencanakan festival berikutnya dengan cakupan serta dampak yang lebih besar.

Opini Ketua TP PKK Esti Rahayu menegaskan bahwa Festival Desa Palar “Mewarnai Dunia” lebih dari sekadar hiburan, ia adalah perjalanan kolektif untuk menguatkan sosial, ekonomi, dan budaya. Berbekal semangat gotong royong, inovasi UMKM, dan inklusi nyata, Desa Palar mampu menorehkan prestasi yang membanggakan. Esti berharap kisah sukses ini menjadi inspirasi bagi desa lain untuk menyemai warna-warni kerjasama. Dengan visi dan tindakan bersama, masa depan Desa Palar akan semakin cerah, penuh warna, dan berkelanjutan.

( Pitut Saputra )
Previous Post


Berita Pilihan :