Live Cooking Class Kembali ke Alam
Live Cooking Class Kembali ke Alam
KLATEN -koranjateng.com
Sambang Desa Amigo Group bersama Pemdes Tjokro yang akan digelar pada 13 Juli 2025 mendatang, kembali menghadirkan kejutan program inovatif untuk memberdayakan ibu-ibu PKK dan masyarakat sekitar. Malam ini, diskusi terakhir menghasilkan kesepakatan penyelenggaraan kelas demo memasak (Live Cooking) yang mengusung konsep "kembali ke alam". Acara ini diharapkan bisa memicu antusiasme dan memperkuat jaringan kolaborasi berbagai pihak (09/07/2025)
Program ini bertujuan memperkaya keterampilan kuliner lokal dengan teknik profesional, sekaligus menumbuhkan kesadaran akan nilai budaya dan kelestarian alam. Dengan menghadirkan elemen edukasi dan demo praktis, ibu-ibu PKK serta peserta umum dapat mengasah kreativitas, meningkatkan kualitas sajian rumahan, dan memanfaatkan bahan serta media alami sebagai alas hidangan.
Panitia mengundang Cook Art dan Cold Kitchen Marcus Setiawan sebagai narasumber utama. Marcus dikenal melalui pendekatan kuliner yang memadukan cita rasa tradisional dengan standar hotel bintang lima. Kehadirannya menjanjikan sesi yang kaya pengetahuan, mulai teknik memasak hingga estetika penyajian, sekaligus menggugah semangat peserta untuk bereksperimen dengan bahan alami.
Menurut Marcus Setyawan, kelas ini bukan sekadar pertunjukan memasak. “Kami akan belajar cara membuat pincuk daun pisang sebagai alas makan, memasak nasi goreng dan mie goreng sederhana namun berstandar hotel bintang lima, dengan penyajian istimewa serta condiment menarik,” ujarnya. Dengan pendekatan hands-on, setiap peserta diberi kesempatan ikut mempraktikkan langkah demi langkah.
Penggunaan pincuk daun pisang menambah nilai estetika sekaligus berkelanjutan secara lingkungan. Peserta akan mempelajari teknik melipat daun pisang, menjaga kebersihan, serta mengolahnya sehingga tahan panas. Media ini menggantikan piring plastik sekali pakai, sejalan dengan tema kembali ke alam dan mengurangi limbah plastik.
Selain teknik memasak dasar, fokus demo mencakup kreasi condiment atau pelengkap rasa. Peserta diajak meracik sambal, saus, dan bumbu kering hasil fermentasi yang mudah dibuat di rumah. Dengan kombinasi tekstur, warna, dan aroma, setiap hidangan tidak hanya lezat tetapi juga memikat indera, layaknya sajian di restoran berbintang.
Kelas cooking dibagi menjadi dua sesi. Setiap sesi terbuka bagi umum dan mahasiswa. Biaya pendaftaran untuk umum adalah Rp 10.000 per sesi, sedangkan mahasiswa cukup membayar Rp 5.000. Harga terjangkau ini sengaja ditetapkan agar semakin banyak pelaku usaha kecil, ibu rumah tangga, dan pelajar dapat belajar tanpa beban biaya berlebih.
Sesi pertama direncanakan berlangsung pukul 09.30–10.15 WIB, diikuti sesi kedua pukul 10.15–11.00 WIB. Lokasi event bertempat di Desa Wisata Joglo Latar Tjokro yang telah dipersiapkan dengan meja demonstrasi, area memasak, dan ruang diskusi. Panitia juga menyiapkan area foto serta ruang santai untuk berdialog dan tukar resep antar peserta.
Ibu Kepala Desa Artika Sari menyambut positif kegiatan ini. Ia menekankan bahwa sinergi antar pemdes, PKK, swasta, dan mahasiswa mencerminkan semangat kebersamaan. “Kegiatan ini memberdayakan ibu-ibu PKK, mengedukasi masyarakat, dan membuka peluang usaha baru. Semua pihak dapat berkontribusi, dari penyediaan bahan lokal hingga promosi pariwisata desa,” jelasnya.
Acara ini adalah contoh nyata kolaborasi pentahelix pemerintah desa, masyarakat (PKK), akademisi, bisnis (Cook Art), dan media lokal. Sinergi ini memperkuat kapasitas desa untuk menyelenggarakan program berkelanjutan. Dukungan sponsor lokal menyediakan bahan baku, sementara tim Pemdes dan PKK membantu logistik dan mahasiswa KKN guna publikasi.
Mahasiswa PPM 12, KKN UNNES Semarang terlibat aktif sebagai fasilitator sekaligus dokumentator. Mereka membantu proses registrasi, memandu peserta dalam praktik, serta mencatat feedback untuk evaluasi program. Melalui keterlibatan ini, mahasiswa memperoleh pengalaman langsung memberdayakan masyarakat sekaligus memperluas jaringan profesional.
Kelas demo memasak ini menawarkan manfaat ganda. Secara ekonomi, peserta diharapkan mampu mengembangkan usaha katering atau homestay dengan menu khas alam. Secara sosial, kegiatan memperkuat ikatan antar warga, berbagi ilmu, dan menumbuhkan kebanggaan lokal. Program juga mampu meningkatkan daya tarik Desa Tjokro sebagai destinasi wisata kuliner.
Kembali ke alam bukan sekadar slogan. Tema ini menegaskan pentingnya bahan alami, etika konsumsi, dan pelestarian lingkungan. Peserta didorong mencari bahan lokal seperti rempah asli dan sayuran organik. Penerapan teknik tradisional dikombinasikan standar modern menghasilkan inovasi kuliner yang ramah lingkungan.
Bagi yang tertarik, silahkan menghubungi panitia via nomor WhatsApp panitia Joglo Latar Tjokro. Info detail pendaftaran, jadwal lengkap, dan persyaratan dapat dipantau melalui website resmi Desa Wisata Tjokro. Panitia juga membuka lini pertanyaan untuk membantu proses registrasi dan menjawab segala kebutuhan informasi.
Dengan antusiasme tinggi, program ini diharapkan menjadi agenda rutin Desa Tjokro. Ke depan, panitia merencanakan workshop lanjutan, lomba masak tradisional, serta kolaborasi dengan pelaku pariwisata lain. Semangat kembali ke alam akan terus dijaga sebagai nilai inti, sambil memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas hidup warga desa.
Akhirnya Sambang Desa Amigo Group bersama Pemdes Tjokro menghadirkan inovasi praktis dan edukatif bukan saja lewat sajian Bazar kuliner, fashion, sembako, fashion show, lomba mewarnai, hiburan musik komunitas Disabilitas beserta melalui kelas demo memasak bertema kembali ke alam. Kolaborasi lintas sektor memperkuat sinergi dan menjanjikan dampak positif bagi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Mari ambil bagian, belajar bersama Coo Art & Cold Kitchen Marcus Setiyawan, dan rayakan keberlanjutan ala Desa Tjokro.
Pendaftaran :
Vinda +62 813-8638-2408
Website :
( Pitut Saputra )