Pelepasan Jemaah Umroh Kuncen Sidodadi Delanggu Klaten.

Pelepasan Jamaah Umroh Kuncen Sidodadi Delanggu Klaten


KLATEN-koranjateng.com
Minggu dini hari yang penuh haru, segenap warga Kuncen Sidodadi Delanggu, khususnya dari RT 03 dan RT 04, berkumpul di rumah warga yang hendak melaksanakan ibadah umroh, setidaknya ada 3 orang warga dari Kuncen, Sidodadi, Delanggu yang melaksanakan Ibadah ini, yakni Endangsih Widyanti dari RT 04 RW 03 dan Ketua Rt 03 Rw 03 Kuncen Sidodadi Delanggu, Riyanto beserta istri Handayani (17/08/2025).

Ketiganya dilepas warga dari kediaman masing masing untuk kemudian berkumpul di Gedung Grand Haji Delanggu sebelum dilakukan upacara pelepasan untuk melepas keberangkatan 45 orang jamaah umroh dari berbagai daerah sekitar Klaten. Acara pelepasan ini diselenggarakan oleh Rahmatour Ibadah Umroh Service dan dimulai dengan prosesi doa bersama sebelum rombongan diberangkatkan menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya. Momen khidmat tersebut dihadiri puluhan warga yang ikut menyemangati, sekaligus menandai awal perjalanan spiritual yang akan berlangsung sepuluh hari ke depan.

Kehadiran warga dari dua lingkungan itu terlihat begitu antusias. Puluhan tetangga tampak melepas rombongan dengan senyum dan salam hangat, sambil melantunkan doa untuk mengiringi sebagai tanda dukungan. Suasana damai dan penuh harapan ini menjadikan Gedung Grand Haji Krecek Delanggu seakan dipenuhi getaran semangat kolektif yang tulus.

Sebelum berangkat, warga sempat mengadakan silaturahmi di rumah masing-masing jamaah. Mereka bersilaturahmi sambil menyampaikan harapan agar seluruh rangkaian ibadah berlangsung lancar, diterima Allah, dan kembali dengan selamat. Dalam pertemuan itu, para tetangga juga berbagi tips menjaga stamina, pentingnya menjaga kesehatan, serta saling menguatkan secara emosional. Tradisi sederhana ini mempererat ikatan komunitas dan menegaskan bahwa keberangkatan umroh adalah kebahagiaan bersama.

Salah satu wajah yang paling menyita perhatian adalah Endangsih Widyanti, warga Kuncen Sidodadi Delanggu, RT 04 RW 03 yang sudah memendam rindu untuk menunaikan ibadah umroh sejak lama. Dengan mata berkaca-kaca, ia menyampaikan rasa syukur atas doa dan dukungan warga setempat. Begitu pula Ketua RT 03 RW 03, Riyanto, yang turut berangkat bersama sang istri, Wahyuni, Keduanya berkumpul bersama jamaah lain untuk melakukan registrasi dan pemeriksaan dokumen, memastikan semua persyaratan umroh telah lengkap.

Selanjutnya, rombongan diarahkan menuju area briefing di Aula Grand Haji. Di sana, Koordinator Panitia Rahmatour memberikan pengarahan teknis. Setiap jamaah mendapatkan kartu identitas perjalanan, jadwal keberangkatan, hingga petunjuk menjaga kesehatan di pesawat dan di Tanah Suci. Panitia juga memastikan tidak ada barang yang tertinggal, sekaligus mengecek kondisi medis para peserta. Proses ini membuat jamaah lebih tenang karena setiap detail sudah diantisipasi dengan baik.

Perjalanan awal dimulai dengan bus yang menempuh rute Delanggu–Surabaya selama kurang lebih 3,5 jam. Rombongan berangkat dari Gedung Grand Haji sekitar pukul 00.20 WIB dan direncanakan tiba di Bandara Juanda menjelang subuh nanti. Seluruh barang bawaan diurus kolektif oleh tim Rahmatour, mulai dari koper hingga tas kecil untuk keperluan harian di pesawat. Suasana bus dipenuhi canda ringan dan lagu-lagu religi yang menambah semangat jelang keberangkatan.

Penerbangan menuju Jeddah dijadwalkan lepas landas pada pagi nanti. Para jamaah transit di bandara Internasional Juanda, dimana mereka bisa beristirahat sejenak. Bagi Rahmatour, jeda transit ini adalah waktu penting untuk memastikan stamina jamaah prima dan mental mereka siap memasuki rangkaian ibadah di Mekkah. Saat jadwal diberangkatkan kembali kesehatan dijaga ketat agar tidak ada jeda terlalu lama.

Sebelum menaiki bus Koordinator Rahmatour mengajak semua jamaah untuk berdoa, karena sudah keluar dari rumah artinya status mereka saat ini adalah musafir. Dalam tradisi Islam, doa musafir diyakini memiliki keistimewaan dan mujarab, karena para musafir berada dalam perjalanan yang penuh keberkahan. “Mari kita panjatkan doa agar Allah memberikan kemudahan dan keselamatan. Doa musafir ini menjadi pelindung selama berada di atas langit dan di bumi manapun kita singgah,” ujarnya khidmat.

Keluarga dan tetangga yang mengantar ke gedung Grand Haji turut mengiringi dengan bacaan selawat dan doa-doa pendek. Mereka berharap agar setiap langkah jamaah mendapat berkah, dan usaha umroh diterima, serta kelak kembali dengan selamat dan bergembira. Ketika pintu bus di tutup dan rombongan melangkah menuju ruang keberangkatan, raut muka haru dan senyum lega bercampur dalam udara pagi itu.

Harapan terbesar dari seluruh warga Kuncen Sidodadi Delanggu adalah agar perjalanan ini tidak sekedar ritual, melainkan juga momen transformasi spiritual. Mereka menanamkan harapan agar setiap jamaah pulang dengan hati yang lebih lembut, rasa syukur yang menggelora, dan keteladanan yang dapat ditularkan. Doa demi doa dilafalkan, semoga semua rukun umroh tertunaikan, kesehatan selalu terjaga, dan setiap doa di Masjidil Haram mendapatkan berkah.

Dengan berkah doa musafir dan kekompakan masyarakat, diharapkan rombongan berjumlah 45 orang ini bisa melaksanakan rangkaian umroh tanpa hambatan dan selamat hingga ketika mereka kembali. Keluarga juga sudah mempersiapkan penyambutan saat kedatangan kembali, sebagai wujud rasa syukur atas perjalanan aman dan lancar. Semoga setiap upaya yang dilakukan membawa kebaikan bagi jamaah, keluarga, sekaligus mempererat tali persaudaraan dalam komunitas.

Selamat jalan kepada jamaah umroh Kuncen Sidodadi Delanggu. Semoga setiap langkah dan bacaan selama di Tanah Suci menjadi saksi keimanan, dan kelak pulang membawa cerita keberkahan yang akan dikenang sepanjang masa.

( Pitut Saputra )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :