DAM Kali Pleret Kembali Jadi Wahana Pemancingan.

DAM Kali Pleret Kembali Jadi Wahana Pemancingan.

KLATEN-.koranjateng.com-
Hari ini relawan bersih sungai kembali mengadakan reuni pemancing dan relawan bersih sungai, di DAM Kali Pleret Kuncen Delanggu, Klaten setelah Minggu kemarin, menyelesaikan proses bersih sungai pembersihan DAM pintu air Kali Pleret (08/02/2025).

DAM Kali Pleret, sebuah bangunan pintu air, pengatur irigasi peninggalan jaman Eks Pabrik Karung Goni Delanggu, yang terletak di perbatasan antara Desa Kuncen dan Desa Dongkolan, Delanggu difungsikan kembali sebagai wahana wisata pemancingan sungai, guna sarana pengusir penat, dan silaturahmi para relawan bersih sungai dengan cara memancing bersama di DAM Kali Pleret tersebut.

Baca : 

Marjoko salah seorang relawan bersih sungai, inisiator tradisi mancing bersama di sungai ini mengatakan "Ini memang sudah jadi tradisi bagi para relawan bersih sungai, setidaknya dari tahun 2019 an kita mulai kegiatan gerakan bersih sungai dan biasanya setelah sungai kita bersihkan, lalu kita masuk'kan bibit ikan, dan kebetulan di DAM sungai Kali Pleret ini memang lokasinya sangat strategis buat hiburan memancing di pagi atau sore hari, jadi ya seperti tahun-tahun sebelumnya ketika mendekati puasa kita bersihkan, kita angkat timbunan sedimentasi pasir dan sampah di dalamnya untuk kemudian kita pakai jadi salah satu wahana buat hiburan, yakni memancing bersama, lebih-lebih bila menjelang musim puasa, memang sengaja kita bikin wahana buat mengisi waktu dan ngabuburit sebelum berbuka puasa dengan hiburan memancing di sungai." paparnya 

Lebih lanjut dikatakan "Aktifitas memancing ini sebenarnya bulan hanya sebatas hiburan memancing, namun justru dari kegiatan yang berdasarkan hobi inilah, bisanya kita gunakan kesempatan tersebut buat silaturahmi, kemudian ajang diskusi dan menyikapi persoalan lingkungan, sembari memancing dan nanti akan berlanjut disaat kita makan bersama ikan hasil pancingan sehabis acara makan bersama biasanya berlanjut dengan diskusi lebih mendalam terkait aksi-aksi bersih sungai selanjutnya maupun upaya-upaya dan evaluasi pergerakan dalam menyikapi persoalan dilingkungan sekitar, jadi bukan hanya persoalan semata-mata hiburan memancing, itu hanya salah satu media buat merekatkan tali silaturahmi diantara kita,"pungkasnya.

Heri salah seorang anggota klub Mancing Mania Delanggu menambahkan "Setidaknya ada 3 hal yang paling seru pada saat prosesi bersih sungai itu pertama adalah pada saat gotong royong membersihkan sungai, kedua adalah pada saat kita memancing bersama, dan ketiga pada saat session makan bersama, ketiga hal tersebut sarat dengan nilai dan makna, dan jarang didapatkan pada kehidupan individualis perkotaan, sebab ini adalah budaya komunal yang kental dan menjadi sebuah kearifan lokal tersendiri di Desa biasanya, bagaimana proses gotong royong dan kesadaran komunal itu kemudian menghasilkan sebuah manfaat, bukan hanya bagi internal para pemancing dan relawan bersih sungai, namun juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar sungai, ini adalah kebanggan tersendiri, pengobat rasa lelah selama proses berlangsung," ujarnya.

Bayangkan "Ketika suatu hari kita melihat seorang anak dengan asyiknya memancing dan tiba-tiba mendapatkan ikan, lalu tersenyum ceria dan dengan bangganya mengatakan "mah dapat mah tapi kecil-kecil," hal tersebut akan menjadi kenangan manis bagi para relawan yang telah capek-capek membersihkan sungai dan mengisinya dengan benih ikan, sebab melalui senyum si anak tersebut, saya pribadi yakin anak itu kedepan pasti akan belajar banyak tentang makna proses, bagaimana dia harus bersabar menunggu agar ikan melahap umpan pancingnya, dan bagaimana cara meracik umpan, agar bisa mendapatkan ikan lebih banyak atau lebih besar, bagaimana biar aktivitas memancing nyaman dan tidak tersangkut sampah, dan lainnya, saya yakin akan banyak terbersit pertanyaan di benaknya terkait dengan hal tersebut, untuk kemudian benih-benih kesadaran itu akan berkembang seiring dengan hobinya memancing ikan, pastinya dia akan menginginkan bagaimana kedepan keadaan lebih nyaman, lebih banyak hasil, dan segala hal lainnya yang berkaitan dengan ikan, sampah dan sungai, ditangan'nya lah kedepan masa depan sungai dan ekosistem didalamnya bisa terus terjaga bila sedari dini sudah memiliki kepekaan akan lingkungan sekitar." pungkasnya.

Pak BG salah seorang yang dituakan atau sesepuh para relawan mengatakan "Sebenarnya kita tidak semata-mata bersenang-senang karena sama-sama satu hobi yakni memancing, namun lebih dari itu, justru dari memancing kita mengenal sungai, kita mengenal lingkungan, dan mencoba berbuat sebisa mungkin sesuai kemampuan kita, sebab bilamana sungai itu bersih, maka itu akan menjadi keberkahan bagi semua warga yang tinggal disekitarnya, ketika ada kegiatan kegiatan silaturahmi pemancing seperti ini misalanya, otomatis para penjual makanan dan minuman di sekitar lokasi juga kebagian berkah, para penjual umpan, penyedia perlengkapan memancing, maupun warga sekitar lokasi sedikit banyak keberadaan para pemancing dan aktifitasnya pasti membuat sungai menjadi ramai, dan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi warga sekitar walau hanya melihat orang memancing, sebab bila sungai terlihat ramai maka Daerah sekitar juga pastinya terlihat lebih hidup, tidak sepi dan terkesan angker," terangnya. 

Kemudian "Biasanya rekan-rekan itu memancing ikan juga tidak sampai habis, pasti disisakan buat di pancingin warga sekitar khususnya anak-anak, hal ini adalah sebagai upaya untuk menanamkan sebuah nilai kepedulian terhadap sungai pada anak-anak, bila mereka sudah mulai senang memancing, maka otomatis kedepan"nya juga akan ikut berpikir sedikit banyak mulai menyikapi sungai bagaimana biar memancing bisa nyaman, dan sampah-sampah disungai bisa diminimalisir, serta bagaimana caranya agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai, dan banyak lagi, kesadaran tersebut akan tumbuh seiring dengan rasa cintanya pada sungai dan makin senangnya dia dengan aktifitas memancing, bila anak sudah mulai memiliki kesadaran untuk ini maka ketika beranjak dewasa, tak akan sulit program-program bersih sungai dan bersih lingkungan sekitar di jalankan, sebab masing masing individu sudah memiliki bekal kesadaran pribadi dan kepedulian akan lingkungan sekitar, jadi tinggal di arahkan dan diajak sharing bagaimana langkah-langkah kebijakan kedepan menyikapi sungai-sungai yang lain tidak hanya sebatas di DAM pintu air kali Pleret itu saja, namun harapan'nya bisa merambah ke sungai sungai maupun aliran sungai Pleret itu sendiri baik dari hulu hingga ke hilir, agar terjaga kebersihan'nya dan sungai bisa memberikan manfaat lebih bagi para perawat dan pemerhati'nya." jelasnya.

"Meskipun itu jangka panjang, namun kalau kita tidak memulainya sekarang kapan lagi, disamping jangka panjang kita juga draft program-program jangka pendek, misalnya, bagiamana kedepan kita bisa memanfaatkan aset sungai bukan hanya di DAM Kali Pleret saja, namun juga aliran sungai di belakang SMPN 1 Delanggu, juga bisa diolah menjadi sesuatu, misal di jadikan Karamba ikan maupun juga wahan pemancingan ikan seperti halnya di Kali Pleret, sebab kedua sungai yang mengalir di Desa Kuncen tersebut, sama-sama memiliki posisi yang strategis, dan bila bisa diolah maka akan jadi aset Desa yang bermanfaat khususnya bagi warga sekitar dan bagi masyarakat Delanggu pada umumnya." pungkasnya.

Heri salah seorang anggota klub Mancing Mania Delanggu menambahkan "Setidaknya ada 3 hal yang paling seru pada saat prosesi bersih sungai itu pertama adalah pada saat gotong royong membersihkan sungai, kedua adalah pada saat kita memancing bersama, dan ketiga pada saat session makan bersama, ketiga hal tersebut sarat dengan nilai dan makna, dan jarang didapatkan pada kehidupan individualis perkotaan, sebab ini adalah budaya komunal yang kental dan menjadi sebuah kearifan lokal tersendiri di Desa biasanya, bagaimana proses gotong royong dan kesadaran komunal itu kemudian menghasilkan sebuah manfaat, bukan hanya bagi internal para pemancing dan relawan bersih sungai, namun juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar sungai, ini adalah kebanggan tersendiri, pengobat rasa lelah selama proses berlangsung," ujarnya.

Bayangkan "Ketika suatu hari kita melihat seorang anak dengan asyiknya memancing dan tiba-tiba mendapatkan ikan, lalu tersenyum ceria dan dengan bangganya mengatakan "mah dapat mah tapi kecil-kecil," hal tersebut akan menjadi kenangan manis bagi para relawan yang telah capek-capek membersihkan sungai dan mengisinya dengan benih ikan, sebab melalui senyum si anak tersebut, saya pribadi yakin anak itu kedepan pasti akan belajar banyak tentang makna proses, bagaimana dia harus bersabar menunggu agar ikan melahap umpan pancingnya, dan bagaimana cara meracik umpan, agar bisa mendapatkan ikan lebih banyak atau lebih besar, bagaimana biar aktivitas memancing nyaman dan tidak tersangkut sampah, dan lainnya, saya yakin akan banyak terbersit pertanyaan di benaknya terkait dengan hal tersebut, untuk kemudian benih-benih kesadaran itu akan berkembang seiring dengan hobinya memancing ikan, pastinya dia akan menginginkan bagaimana kedepan keadaan lebih nyaman, lebih banyak hasil, dan segala hal lainnya yang berkaitan dengan ikan, sampah dan sungai, ditangan'nya lah kedepan masa depan sungai dan ekosistem didalamnya bisa terus terjaga bila sedari dini sudah memiliki kepekaan akan lingkungan sekitar." pungkasnya.

( Pitut Saputra )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :