Kebersamaan Lintas Komunitas dalam Suka maupun Duka

Kebersamaan Lintas Komunitas dalam Suka maupun Duka

SEMARANG - koranjateng.com
Sore itu suasana di Bc Pasar Baru Delanggu berubah tegang ketika sebuah pesan singkat berlabel "Urgent" masuk ke grup WA komunitas DFR ( Delanggu Free Rider). Pengirim adalah Triyanto, akrab dipanggil Yanto, seorang driver yang selama ini dikenal ramah dan lucu di dalam komunitas. Foto yang disertakan menunjukkan dirinya terbaring lemah di atas rerumputan, disertai share lokasi yang membuat anggota grup khawatir bahwa telah terjadi kecelakaan di daerah Semarang. Komunikasi terputus sesaat setelah itu karena sinyal melemah atau baterai telepon yang habis, meninggalkan kekhawatiran berjenjang di antara rekan-rekan komunitas DFR (04/10/2025).


Ketegangan segera berubah menjadi tindakan. Bli Ketua DFR langsung berkoordinasi dengan PJ Komunitas Ojol SAKO Semarang, Cak Thomas, atas rekomendasi dari Ketua FDTOI dan PJ Komunitas Ojol Surakarta, untuk mendapatkan informasi awal dan pantauan dari URC Ojol setempat. Sementara itu, anggota URC DFR di Delanggu juga menghubungi rekan-rekan dari Bc Pasar Baru Delanggu dan Bc Maksindo Kartasura untuk menyusun rencana penjemputan. 

Keputusan cepat diambil, tim URC gabungan dipimpin Romo Darmawan berangkat ke Semarang untuk memastikan kondisi Yanto dan keluarganya. Rombongan awal terdiri dari tiga motor Kuda Besi dan enam personil URC Gabungan dari DFR Delanggu, Bc Pasar Baru, dan Bc Maksindo.

Sesampainya di perjalanan, komunikasi kembali tersambung. Istri Yanto menjelaskan bahwa mereka bersama keluarga dan dua anaknya, sementara Yanto sedang mendapatkan perawatan di RS Ken Saras karena kelelahan setelah pulang dari hajatan keluarga. Kondisinya drop sehingga tidak mampu mengendarai motor. Informasi ini menenangkan namun tidak mengurangi urgensi, karena keluarga Yanto berada di luar wilayah dan panik. Seorang anggota komunitas kemudian menawarkan armada roda empat untuk ikut membawa keluarga pulang, lalu menyusul rombongan sepeda motor. Pertemuan di titik kumpul exit toll Bawen menjadi titik balik koordinasi sebelum akhirnya semua bergerak bersama ke IGD RS Ken Saras.

Sekitar 55 Kilometer, dua jam perjalanan dari Delanggu, Klaten ditempuh dengan rasa cemas yang berubah menjadi lega ketika rombongan akhirnya bertemu Yanto. Di IGD, Yanto terbaring dengan keluarga di sampingnya, proses administrasi rumah sakit cepat diselesaikan dan rangkaian penjemputan dilanjutkan. Unit motor Yanto dan keluarga dibawa team URC dan keluarga dibawa dengan mobil yang mengawal, membawa rombongan kembali ke rumah di Kranggan Segaran Koripan Klaten. Sambil memastikan keluarga tiba dengan selamat. Sepanjang perjalanan pulang, suasana berganti dari tegang menjadi hangat, menandai jalinan solidaritas yang nyata antara para anggota komunitas.

Di rumah, keluarga Yanto menceritakan kronologi kejadian. Sepulang dari hajatan, Yanto merasakan sakit kepala hebat dan kelelahan yang memuncak hingga hampir pingsan. Ia sempat terjatuh dan tidak mampu melanjutkan perjalanan. Karena kondisi berada di luar wilayah, keluarga kebingungan dan mencoba meminta pertolongan melalui grup komunitas, namun baterai telepon hampir habis sehingga komunikasi terputus. Keluarga menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang terjadi di grup DFR dan menyampaikan rasa terima kasih mendalam kepada para relawan yang telah merespons dan menjemput mereka di rumah sakit.

Beberapa hari sebelumnya saat di pangkalan ojek Yanto memang sempat bercerita, belakangan dirinya mengeluhkan sakit kepala sebelah yang luar biasa, sebelum pada akhirnya insiden kecil kelelahan tersebut terjadi saat dirinya memaksakan diri berkendara jauh ke luar kota bersama keluarga.
 
Kisah sederhana ini menyimpan beberapa pelajaran penting. Pertama, kesehatan adalah prioritas yang tak boleh diabaikan demi pekerjaan, apalagi ketika pekerjaan itu menuntut berkendara dalam jarak jauh. Kelelahan mempengaruhi konsentrasi dan reaksi, meningkatkan risiko membahayakan diri sendiri, penumpang, dan pengguna jalan lain. Untuk para driver ojol, semestinya memiliki jam istirahat yang cukup dan mengukur stamina serta ketahanan diri sendiri dari tanda-tanda kelelahan, agar menjadi tindakan pencegahan yang bijak dan bertanggung jawab.

Kedua, komunikasi yang jelas dan lengkap di grup komunitas sangat krusial. Ketika keadaan darurat terjadi, informasi lokasi, kondisi, dan kebutuhan harus disampaikan sedetail mungkin selama memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, memberi tahu bahwa posisi sedang tidak stabil dan meminta relawan untuk memantau bisa meredam kepanikan. Kebiasaan sederhana seperti menyampaikan posisi terakhir, keadaan kesehatan, dan nomor kontak cadangan dapat mempercepat respons dan mengurangi kebingungan.

Dari sisi sosial, peristiwa ini menegaskan betapa kuatnya tradisi gotong royong antar komunitas ojol. Solidaritas yang muncul tidak hanya dari satu kelompok saja tetapi lintas basis komunitas DFR, Bc Pasar Baru, Maksindo, FDTOI, SAKO Semarang serta URC lokal di Semarang, menunjukkan jaringan sosial yang efektif saat krisis. Respons cepat, sinergi kendaraan dan personil, serta kesiapan relawan untuk menawarkan armada menunjukkan kultur tolong-menolong yang tidak sekadar ritual, melainkan tindakan nyata saat duka datang.

Solidaritas itu juga memiliki dimensi emosional, kehadiran rekan-rekan komunitas memberi rasa aman bagi keluarga yang berada di luar wilayah, mengurangi rasa panik, dan memberi kelegaan moral. Untuk komunitas, pengalaman ini makin memperkuat kepercayaan internal, bahwa dalam suka dan duka, mereka tak berjalan sendiri. Rangkaian tindakan cepat memperkuat identitas kolektif sebagai jaringan yang bisa diandalkan.

Akhirnya, kejadian ini harus dijadikan momentum untuk memperkuat prosedur tanggap darurat komunitas. Rekomendasi sederhana namun praktis adalah menyusun panduan singkat yang mudah diakses oleh seluruh anggota, langkah awal saat ada anggota drop, daftar kontak darurat lintas wilayah, titik berkumpul, dan mekanisme pengiriman armada alternatif. Pelatihan singkat mengenai pertolongan pertama dasar dan etika komunikasi darurat di grup juga akan menambah kapasitas komunitas menghadapi peristiwa serupa.

Bli Ketua Umum DFR mengucapkan  juga banyak terima kasih atas bantuan dan pantauan serta koordinasi lintas komunitas yang terbangun. Semoga Yanto anggota kami, lekas pulih dan segera kembali beraktivitas mengaspal bersama rekan-rekannya. Doa terbaik untuk keselamatan semua pengendara di jalan raya dan penghormatan untuk semangat gotong royong yang tak pernah padam. Kebersamaan lintas komunitas ini terbukti bukan sekadar slogan tetapi napas yang menyelamatkan ketika duka menghampiri. Sebab dijalan kita tidak tahu akan terjadi apa.

( Pitut Saputra )
Previous Post


Berita Pilihan :