Sepuluh Kebiasaan Menjadi Tradisi Menjelang Lebaran.

Sepuluh Kebiasaan Menjadi Tradisi Menjelang Lebaran.

KLATEN-koranjateng.com
Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak sekali tradisi dan adat istiadat yang berkembang sesuai dengan kearifan lokal suatu Daerah, karena lebaran adalah momen yang sangat dinanti-nantikan bagi umat Muslim di seluruh dunia, begitupun di Daerah Delanggu Klaten, Jawa Tengah (05/03/2025)

Menjelang lebaran, biasanya ada beberapa kebiasaan dan trend yang biasanya menjadi semacam tradisi serta menyajikan keseruan tersendiri yang tak terlupakan, berikut adalah beberapa gambaran diantaranya :

1. Mudik
Mudik adalah tradisi yang sangat populer menjelang lebaran. Mudik adalah kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan kerabat di kampung halaman.

2. Baju Baru
Mengenakan baju baru saat lebaran adalah tradisi yang sangat populer di masyarakat. Baju baru tidak hanya membuat kita merasa percaya diri, tetapi juga menjadi simbol kebersihan, kesucian dan kemurnian.

3. Silaturahmi
Silaturahmi adalah tradisi yang sangat penting menjelang Lebaran. Silaturahmi adalah kesempatan untuk mempererat hubungan dengan keluarga, kerabat, dan tetangga, maupun rekan dan sejawat.

4. Kartu Ucapan Lebaran
Kartu ucapan lebaran adalah cara yang sangat populer untuk mengucapkan selamat lebaran kepada orang-orang yang kita cintai. Kartu ucapan dapat dibuat secara manual atau dibeli di toko-toko, maupun via WA, medsos dan media online maupun cetak.

5. Wisata
Wisata adalah juga merupakan kesempatan yang sangat dinantikan keluarga, menjelang puasa maupun lebaran. Wisata dapat dilakukan bersama keluarga, kerabat, atau teman-teman. Ada juga wisata padusan atau membersihkan diri di umbul mata air sebelum masuk puasa pertama, khususnya di Klaten Jawa Tengah. 

6. Kulineran
Kulineran adalah kesempatan yang sangat populer menjelang Lebaran. Kulineran dapat dilakukan di rumah, restoran, atau tempat-tempat wisata.

7. Bazar dan Pasar Rakyat
Bazar dan pasar rakyat adalah kesempatan yang sangat populer menjelang lebaran. Bazar dan pasar rakyat menawarkan berbagai macam barang dan makanan yang lezat, dengan harga yang relatif terjangkau.

8. Ziarah Makam
Biasanya kegiatan ini dilakukan oleh beberapa orang atau golongan yang memanfaatkan moment lebaran guna mengunjungi makam tempat keluarga maupun orang tua dimakamkan, karen sekian lama merantau mungkin guna mengobati kerinduan dan sebatas membersihkan makam dan mengingatkan pada anak-anaknya terkait silsilah keluarga yang telah tiada, biasanya dilakukan setelah sholat Ied bersama. Biasanya juga dilakukan pada awal menjelang puasa yang sering dilakukan bersamaan dengan kegiatan membersihkan makam bersama.

9. Bersedekah 
Adalah upaya guna berbuat baik dan berbagi dengan sesama, dalam hal ini, juga berkaitan dengan kewajiban seorang muslim guna menyucikan hartanya, jadi biasanya ada semacam zakat yang dibayarkan bagi yang mampu, ataupun berbagi takjil, berbagi fitrah biasanya pada anak-anak kecil maupun mereka yang belum berkeluarga, serta beragam jenis berbagi pada sesama lainnya.

10. Open House ( Buka Rumah )
Dalam hal ini biasanya orang tua maupun buyut atau kakak tertua biasanya melakukan aktifitas membuka pintu rumah, dan menerima kunjungan tamu baik dari adik-adiknya, keluarga, kerabat maupun rekan dan tetangga, guna bersilaturahmi dan bermaaf-maafan, serta menikmati hidangan lebaran.

Dengan demikian, dari serangkaian kegiatan tersebut, kita dapat memilih, menikmati dan mengikuti trend menjelang lebaran dengan cara kesukaan tersendiri, yang dianggap lebih seru dan menyenangkan, gambaran diatas hanyalah berdasar apa yang selama ini terjadi dan berkembang di masyarakat, tentu kesemuanya belum pasti cocok dan sesuai dengan karakter masing-masing jadi pilihan tetap ada pada kita yang ingin merayakan'nya dengan cara masing-masing, sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Topik salah seorang pedagang angkringan di perempatan Delanggu mengatakan "Saya memilih libur pada saat lebaran hari pertama nanti, buat mudik dan silaturahmi bersama keluarga, namun di hari kedua bila tidak capek mungkin akan kembali bekerja dan membuka warung, sebab banyak kebutuhan yang masih belum tercukupi, kalau untuk lebaran tahun ini, ya harapannya bisa membelikan baju baru buat Dua anak saya mas, biar mereka senang, toh belum tentu setahun sekali saya membelikan baju buat mereka, jadi pada saat mudik nanti biar terlihat bersih dan rapi, biar tidak jadi omongan tetangga di kampung, mosok merantau sekian tahun hanya sebatas membelikan baju baru anak tidak mampu," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan "Kalau mudik, ziarah makam, beliin baju baru anak, silaturahmi, masih memungkinkan mas, namun untuk yang lain sepertinya masih dicarikan dananya, ya harapannya sih bisa seperti yang lainnya ikut trend yang sedang berlangsung, bisa wisata, kulineran, atau open house dan lain lain, namun kesemuanya kembali pada kemampuan kita juga kan, kalau dipaksakan kok rasanya malah justru tidak bersyukur, bukannya tidak mau bekerja keras, tapi kalau sudah rezekinya segini ya mau gimana lagi, wong kita itu hanya rakyat kecil mas, pendapatan juga tidak pasti, kadang ramai kadang sepi seperti halnya kalau bukan puasa gini kan tidak seperti biasanya, jam kerja juga berubah dan terbatas, ya pokoknya dinikmati ajalah semampunya, kalu saya tidak muluk-muluk mas, kalau ada yang nanti dilakukan tapi bila memang keadaan ya mau bagaiman lagi, yang penting silaturahmi dan maaf-maafan sama keluarga dan tetangga kiri kanan itu aja dah cukup kalau saya," pungkasnya.

Terpisah, hal tersebut berbanding terbalik dengan Dimas, salah seorang perantau dari ibu kota yang memang menghendaki kesemua trend lebaran tersebut bisa terlaksana, "Bukan bermaksud membanding-bandingkan ya mas, namun kalau saya karena hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun dari keluarga kami, maka ya sebisa mungkin kita mengikuti saja, persoalan dana dan anggaran pastinya ya menyesuaikan lah, dengan keadaan saat ini dimana ekonomi cukup sulit dan PHK massal dimana mana, setidaknya meskipun sederhana dan tidak mewah mewah sekali, kami masih mampukah untuk hal-hal tersebut, sebab sebagian kan memang juga anjuran Agama, meski sebagian lainnya sifatnya hanya melengkapi dan memeriahkan tapi kalau memang ada ya kenapa tidak, karena kan kesempatan bertemu dengan keluarga juga sanak saudara itu terbatas waktunya, maka dari itu selagi masih diberi kesempatan ya dimanfaatkan lah, sekalian ambil cuti dari pekerjaan," paparnya.

Lebih lanjut dikatakan "Saya terus terang sudah sudah jenuh mas, dengan aktivitas keseharian yang padat, dan kemacetan kota yang parah, belum lagi di perusahaan bekerja dibawah tekanan, sebab kan ya cuma buruh, makanya begitu ada kesempatan libur, saya manfaatkan buat mudik pulang kampung, kebetulan anak-anak juga sedang libur sekolahnya, biar tahu tanah kelahiran dan kenal dengan saudara saudaranya di kampung," pungkasnya.

Ya momentum Lebaran memang sebuah Hari Raya yang sudah ditunggu tunggu banyak orang, terlepas dari segala adat istiadat dan tradisi yang menyertainya, namun dalam momentum bulan Ramadhan, bulan yang penuh keberkahan ini, menjadi sarana buat merekatkan silaturahmi dan hubungan kekerabatan antar keluarga, bahkan para perantau rela mudik dan antri berjam jam guna bisa sampai di lokasi tujuan karena saking banyaknya pemudik, namun hal itu tak menyurutkan niat buat kembali ke tanah kelahiran dan bersilaturahmi bersama keluarga, kerabat, dan rekan-rekannya, begitulah indahnya Ramdhan dan bersyukur kita masih bisa menikmatinya tahun ini.

( Pitut Saputra )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :