Zukriansyah Protes Pernyataan Amsakar Yang Menyebut 5 Anggota Keluarga,Hotel Kami Dirubuhkan Tanpa Izin,Bukan Jual Beli


Batam,koranjateng.com - 27 Juni 2025.Eks Direktur PT Dani Tasha Lestari (DTL), Zukriansyah memrotes pernyataan Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, yang menyebut masalah 5 anggota keluarga (diduga masalah Hotel Purajaya) pada saat penabalan gelar Datok di Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam. Pernyataan itu dinyatakan melukai hati keluarga yang telah berjuang untuk menuntut haknya atas perobohan Hotel Purajaya pada 21 Juni 2023 tanpa landasan hukum oleh PT Pasifik Estatindo Perkasa (PEP).

''Kami juga berurusan dengan hukum. Kami dilaporkan (pidana) kemudian sudah SP3 (diterbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan). Dan kami menggugat di pengadilan negeri dan gugatan kami telah dimenangkan (tidak benar ada penipuan). Tidak usah disebut seolah-olah kami bermasalah hukum, seolah-olah masalah jual-jual beli. Masalah Purajaya adalah kejahatan ekonomi,'' kata Zukriansyah, kepada wartawan di Batam, 27/6/2025.

Amsakar Achmad dinilai menegasikan masalah perobohan Hotel Purajaya yang dilakukan PT PEP milik Asri alias Akim, pengusaha Tanjungpinang. Akim merupakan pengusaha yang bermasalah dalam proyek Gurindam 12 Tanjungpinang yang menghabiskan Rp500 miliar lebih. ''Masalah kami adalah masalah hukum. Namun, pembicaraan itu pada waktu acara penambalan gelar, itu bukan subtansinya untuk bicara itu. Itu kan sebagai wali kota. Dato' Setia Amanah, harusnya dia lebih memaparkan apa janji kampanyenya yang akan dia pegang amanah itu atas janjinya sendiri,'' ucap Zukriansyah.

Sebelumnya, usai menerima gelar Datok Setia Amanah dari LAM Kota Batam kepada Amsakar Achmad sebagai Wali Kota, Minggu, 15/6/2025, dia menyampaikan sambutan di hadapan ratusan undangan. ''Untuk semua yang steril dari alokasi tak pernah dialokasikan ke perusahaan-perusahaan lain. Untuk yang, jika ada masalah jual beli di antara mereka, Insya Allah, di situ dapat kita selesaikan Tuk. Tapi kalau di dalamnya sudah ada PL yang dikeluarkan, di dalamnya sudah ada jual beli antara satu keluarga lima orang menjual dengan toke tertentu, a ini...'' kata Amsakar, 

Pada saat penambalan itu, kata Zukriansyah, berarti subtansinya dia (Amsakar) sebagai wali kota. Karena gelar itu tidak diberikan untuk jabatan lain. Hanya jabatan wali kota. ''Dia tidak pantas mengatakan 5 orang satu keluarga jual-beli dengan toke. Kami tidak pernah minta tolong lho sama beliau tentang jual beli itu. ''Kami juga berurusan dilaporkan ke Mabes Polri, kemudian sudah SP3. Dan kami menggugat (Ted Sioeng) di pengadilan negeri. Pengacaranya juga Pak Amsakat kenal kok, Pak Sayuti. Kami tidak pernah minta tolong sama beliau,'' ujar Zukriansyah.

''Tidak usah disebut seolah-olah dia menjelaskan masalah hukum, namun pembicaraan itu pada waktu acara penambalan gelar, itu bukan subtansi tugas dia sebagai Wali Kota. Gelar Dato' Setia Amanah, harusnya dia lebih memaparkan apa janji kampanyenya yang akan dia pegang amanah itu atas janjinya sendiri. Contoh, seperti kepada masyarakat Rempang Sembulang. Ya, itu yang harus dia pegang janjinya. Bukan membahas kami,'' jelas Zukriansyah.

Zukriansyah menuturkan pihaknya tidak pernah minta tolong kepada Amsakar masalah pembeli hotel. ''Tidak ada, kami tahu. Semua kami jalani sendiri. Dan Alhamdulillah, SP3 di Mabes Polri sudah selesai. Kemudian dengan Pak Sayuti, silahkan beliau bisa bertanya. Beliau (Amsakar) kenal baik dengan Pak Sayuti. Harusnya di acara penabalan sebagai Dato' Setiamata, Pak Amsakar itu membicarakan amanah dan janji politiknya terhadap rakyat Kota Batam. Itu lebih keren Itu lebih tidak beritorika. Itu lebih bagus bagi rakyat,'' katanya.

Sangat disayangkan, ternyata kata Zukriansyah, Amsakar lebih mengutamakan persoalan Purajaya dengan memberi kode satu keluarga 5 orang. ''Bagaimana jika yang dibongkar rumah dia. Ini apalagi gedung permanen. Itu yang harus Pak Amsah pikirkan. Pada acara penabalam di LAM bukan sebagai Kepala BP Batam. Kalau soal kami dengan pembeli, kami tidak pernah melibatkan orang lain. Sedikit pun tidak pernah melibatkan. Artinya ini bukan soal jual beli. Ini soal perobohan. Yang kami perjuangkan sekarang ini perobohan. Kami berjuang seharusnya dibantu, bukan diremehkan,'' ujarnya lagi.

Menurutnya, sangatlah tidak pantas dan tidak manis ya, di saat penabalan menjadi Datuk Setia Amanah membicarakan hal yang tidak pada tempatnya. Apalagi soal jual beli. ''Harus tahu subtansi tempat, waktu. Apa yang harus dibicarakan seorang wali kota, bukan seorang Ex Officio Kepala BP Batam. Acara itu bukan acara BP Batam, atau seminar BP Batam. Bagaimana dia bicara seperti itu ya, tapi itu dua hal yang berbeda. Berhentilah menebar informasi sesat,'' pungkasnya.( Red )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :