Sri Kumbang Resto Jadi Panggung Kebersamaan
KLATEN-koranjateng.com - Pagi ini Sri Kumbang Resto berdenyut dengan riuh rendah kebahagiaan, pelataran resto menjadi panggung senam aerobik, meja-meja di penuhi tawa. Kegiatan yang diinisiasi Lun Lovers Klaten dan berkolaborasi Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community, Studio 7 Art House, serta Delanggu Free Rider (DFR) kebersamaan ini mengubah ruang makan sederhana menjadi arena pertemuan komunitas yang hangat dan meriah. Tidak sekadar olahraga, acara itu menjadi perayaan kebersamaan yang menegaskan betapa kuatnya ikatan antar warga ketika visi dan niat baik bersatu (28/10/2025).
Gerak Bersama dan Energi Komunitas
Senam aerobik pagi itu bukan hanya soal kebugaran, ia menjadi bahasa tubuh yang menyatukan berbagai kelompok. Gerakan yang ritmis dan senyum yang tulus menyebarkan energi positif ke seluruh ruangan. Hadirnya beberapa komunitas membuat suasana semakin berwarna, peserta dari berbagai usia bergerak selaras, saling menyemangati tanpa mempedulikan status atau jabatan. Musik yang menggema di resto menjadi latar bagi dialog informal yang hangat, mengubah setiap istirahat antara sesama peserta menjadi momen saling mengenal dan berbagi cerita.
Bakti Sosial Sebagai Wujud Kepedulian
Bersamaan dengan senam, PMI Klaten menggelar donor darah yang diorganisir DFR. Kegiatan ini memberi makna lebih dalam pada peringatan enam tahun kebersamaan DFR, yakni merayakan 6 tahun kebersamaan, bukan sekadar makan - makan tumpengan dan foto bersama, melainkan sesuai dengan konsep dan visi misi DFR dimana mereka berangkat dari sebuah kesederhanaan dan mengembalikan kesederhanaan tersebut pada semua yang ikhlas menerimanya, yakni memberikan kembali kepada masyarakat. Meja-meja pendaftaran dipenuhi relawan dan pendonor, sementara tim medis bekerja sigap memastikan proses berlangsung aman dan rapi. Aksi donor darah itu menegaskan nilai solidaritas yang menjadi nadi komunitas, hadir bukan hanya untuk merayakan, tapi juga untuk membantu.
Konsolidasi, Makan Bersama, dan Kesederhanaan
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan 6 Tahun kebersamaan DFR, Komunitas Ojol DFR melakukan konsolidasi internal bersama komunitas rekanan dan makan bersama beralas daun pisang di Bc Pasar Baru Delanggu. Hidangan yang disajikan di daun pisang tersebut, adalah sebuah pilihan yang memuliakan kesederhanaan sekaligus merayakan tradisi lokal. Suasana makan bersama berlangsung penuh keakraban, obrolan ringan bergantian dengan diskusi kecil soal rencana kegiatan mendatang, pembagian tugas, dan refleksi atas perjalanan enam tahun. Di tengah kebersamaan yang sederhana itulah, anggota komunitas menemukan kembali alasan mereka berkumpul, bukan untuk kesan glamor, melainkan untuk hubungan yang tulus dan kerja kolektif.
Kesederhanaan Sebagai Prinsip dan Pilihan
Marjoko, salah seorang panitia peringatan kegiatan 6 tahun kebersamaan DFR, menegaskan bahwa mereka memilih kesederhanaan dengan sengaja. Kesederhanaan itu bukan kekurangan, melainkan penegasan nilai, setiap hal yang disajikan dimaksudkan untuk diterima dengan ikhlas dan penuh rasa syukur. Konsep ini selaras dengan visi misi DFR, yang menempatkan kebersamaan dan pelayanan sebagai prioritas utama. Dari kesederhanaan tersebut memberikan ruang agar kegiatan terasa dekat dan dapat dinikmati semua kalangan tanpa beban.
Sumpah Pemuda yang Hidup dalam Aktivitas Lokal
Momentum peringatan yang bertepatan dengan semangat Sumpah Pemuda membuat acara itu tampak lebih bermakna. Berbagai komunitas berkumpul, menaruh perbedaan di pinggir, dan merayakan persatuan lewat aktivitas sehari-hari, olahraga, donor darah, makan bersama, dan percakapan. Di situ terlihat nyata bagaimana nilai kebangsaan tidak hanya hadir pada pernyataan formal, melainkan tumbuh dari interaksi kecil yang berulang. Kebersamaan ini menunjukkan bahwa semangat Sumpah Pemuda bisa hidup melalui aksi kolektif yang sederhana namun konsisten.
Warna Warni Komunitas dan Kreativitas Lokal
Kolaborasi antara Lun Lovers Klaten, Ngantilalicaraneturu, Studio 7 Art House, dan DFR menghadirkan harmoni antara kegiatan fisik, bakti sosial, pemandu wisata lokal, dan seni. Studio 7 Art House memberi sentuhan estetika, sementara tour guide community membuka kesempatan untuk mengenalkan potensi lokal. Perpaduan ini memperkaya pengalaman peserta, bukan sekadar acara sekali lewat, melainkan gerakan yang menautkan kesehatan, budaya, seni, dan kepedulian sosial dalam satu nafas.
Refleksi dan Harapan ke Depan
Dari kebersamaan yang sederhana itu tumbuh harapan, semoga momentum seperti ini menjadi contoh bagi kegiatan komunitas lainnya. Konsistensi, niat tulus, dan kolaborasi lintas komunitas menjadi kunci agar gerak kolektif tetap hidup. DFR telah menunjukkan bahwa perayaan ulang tahun tidak harus mewah untuk bisa berarti dan bermakna. Dengan memberikan waktu, tenaga, dan hati, mereka memperlihatkan bahwa dampak sosial yang nyata lahir dari hal-hal kecil yang dilakukan bersama.
Kesederhanaan adalah Modal Kebersamaan.
Pagi itu di Sri Kumbang Resto adalah saksi bagaimana kesederhanaan dapat menjadi medium paling kuat untuk menyatukan orang. Senam aerobik yang memompa semangat, donor darah yang menolong nyawa, makan bersama di daun pisang yang mempererat ikatan, semuanya menuntun pada satu pesan, kebersamaan adalah sumber kekuatan. Enam tahun perjalanan Delanggu Free Rider dirayakan bukan dengan gemerlap, melainkan dengan tindakan nyata yang memberi arti pada komunitas. Semoga semangat itu menular, menginspirasi lebih banyak gerakan lokal yang memilih kesederhanaan sebagai landasan untuk kebersamaan yang tahan lama.
( FX Winanta / Ipunk )



