Keseruan Festival Desa Sidowayah Fair Makarsafest 2025 Sidowayah

Keseruan Festival Desa Sidowayah Fair Makarsafest 2025 Sidowayah
 

KLATEN-koranjateng.com
Komplek Siblarak di Desa Sidowayah membentang bak panggung megah di bawah langit Agustus yang cerah. Ratusan warga dan wisatawan menjejaki lorong bazar sambil tertawa lepas, mata mereka berbinar menyaksikan hangatnya kebersamaan. Udara pengap bercampur aroma jenang dan bakso tahu, meneguhkan bahwa festival desa ini akan menjadi perayaan tak terlupakan (14/08/2025).

Makarsafest 2025 lahir dari impian bersama, merayakan kekayaan budaya, kreasi lokal, dan kolaborasi lintas sektor, menandai peluncuran program Sarjana Desa Sinergi TSU dan wujud Desa Sidowayah Merawati Sunantri. Setiap detail, mulai spanduk warna-warni hingga panggung utama, sengaja dirancang untuk menyuburkan semangat gotong royong.  

Kehadiran Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, pada saat pembukaan festival kemarin menambah semarak opening Festival Desa ini. Ketika langkahnya menapaki karpet merah, sorak Sorai warga bergema bak ombak. Di depan panggung, suara tepuk tangan berbunyi lembut menandai dimulainya rangkaian acara yang membaurkan tradisi dan inovasi.  

Dari sudut ke sudut Komplek Siblarak, bazar UMKM Desa Sidowayah memamerkan produk unggulan. Di sana, singkong goreng renyah berdampingan dengan produk kerajinan dan aneka produk fashion. Di sini, anak-anak mencicipi jenang hangat sambil sesi interaktif dengan para produsen. Setiap stand menyajikan kisah-kisah perjuangan BUMDes mengembangkan usaha sejak program Sinergi TSU bergulir.  

Puncak kegembiraan tiba dalam pertengahan festival ini ketika Grup Musik Jadul Bonanza yang juga merupakan bagian dari Bumdes Desa Pasung pimpinan Kepala Desa Ambon, naik ke atas panggung di hari ke tiga festival. Kostum klasik mereka mencuri pandang, kemeja kotak retro dipadu celana lebar berwarna cerah. Ketika nada lagu lawas era 60-an bergema, goyangan tangan dan hentakan kaki Bonanza menciptakan riak nostalgia yang menular.  

Gema ketipung berpadu dentuman bass, sementara vokal harmonis menyentuh suka cita penonton. Musik kontemporer menyelinap halus, menegaskan bahwa warisan lagu jadul bisa berdansa bersama perkembangan zaman. Menjelang klimaks, lampu panggung menari di antara asap tipis, mempertegas estetika visual pertunjukan.  

Di depan panggung, puluhan penggemar berdansa tanpa henti. Mereka mengenakan ikat kepala, kacamata bulat, dan sepatu polkadot, bak melakukan perjalanan waktu bersama Bonanza. Tawa mereka membumbung, mencairkan jarak usia dan latar belakang, menciptakan komunitas sementara yang larut dalam harmoni.  

Setelah musik tradisional bergema, puncak acara nanti rencannya akan menampilkan wayang kulit semalam suntuk yang digelar dengan Dalang penampil Ki Joko Winarno yang akan menyulut tawa dan renungan lewat dialog improvisasi. Setiap tokoh punakawan dalam pewayangan dipastikan menyelipkan candaan desa, seakan panggung akan jadi cermin realitas sosial.  

Sementara itu, area anak-anak berseri dengan lomba nglarak blarak dan fashion show lurik. Anak-anak berlari gembira, menampilkan kreativitas di atas catwalk sederhana. Kegiatan ini bukan sekadar permainan, melainkan penyaluran nilai budaya dan keterampilan agar generasi muda merasa mewarisi tradisi.  

Sepanjang trotoar, aroma kuliner menggoda indera. Stand jenang, ayam geprek berbumbu khas, hingga bakso tahu lezat menanti. Di antara tenda kubus BUMDes, petugas antusias memamerkan kemasan ramah lingkungan dan bercerita soal langkah ekspor ke negara tetangga.  

Pada siang hari, sesi kurasi produk menyedot perhatian pelaku BUMDes. Tim ahli desain dan pemasaran memaparkan strategi branding digital dan perbaikan kemasan. Diskusi berjalan interaktif; setiap masukan menjadi pijakan agar produk desa mampu bersaing di pasar global.  

Kesuksesan Makarsafest lahir dari sinergi tiga pilar, Tiga Serangkai Universitas sebagai fasilitator riset dan pelatihan, Pemerintah Desa Sidowayah yang menyediakan infrastruktur, serta BUMDes yang mengoperasikan bazar. Kolaborasi ini meruntuhkan sekat hierarki, menumbuhkan kepemilikan kolektif atas setiap capaian.  

“Pengunjung sangat terhibur,” ungkap Ipunk, pemandu wisata dari Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community. “Mereka ikut goyangan Bonanza dan bersemangat mencoba kuliner lokal. Saya yakin Makarsafest akan menjadi magnet baru pariwisata desa di Klaten.”  

Kepala Desa Sidowayah, Mujahid Jaryanto, menegaskan pentingnya BUMDes sebagai ujung tombak perekonomian desa. “Kami menambah 3,5 hektar lahan untuk parkir dan bazar kuliner,” katanya. “Tahun depan, miniatur Ka’bah akan kami bangun sebagai sarana edukasi manasik haji para pelajar usia sekolah.” paparnya di sela-sela menyaksikan pementasan grup musik Bonanza Klaten.

Malam ini festival meninggalkan kesan mendalam. Suara drum mereda, lampu panggung padam, namun getar solidaritas masih terasa. Desa Sidowayah menorehkan babak baru, laboratorium sosial tempat budaya, ekonomi, dan pendidikan berpadu.  

Ketika alat musik jadul berpadu sorakan anak-anak riang, tercipta jalinan cerita baru tentang desa modern yang tetap mencintai akar tradisi. Makarsafest 2025 bukan sekadar hiburan sesaat, melainkan wujud pemberdayaan dan kebanggaan kolektif. Sidowayah kini berdiri sebagai pusat inovasi budaya dan pariwisata berkelanjutan, siap menanti jejak langkah generasi berikutnya.

Bagi yang ingin berkunjung dan melihat langsung keseruan festival ini berikut jadwal Lengkap

Makarsafest 2025 : 
  - 12 Agustus: Senam Sehat, Pembagian Doorprize, Sidowayah Berdzikir & Bersholawat bersama Habib Muh. Zein Rifqi Bin Ahmad Jaelani  
- 13 Agustus: Pembukaan Makarsafest (dihadiri Bupati & Wakil Bupati Klaten), Penampilan Band ISI Surakarta  
- 14 Agustus: Lomba Anak, Lomba Nglarak Blarak, Fashion Show “Lurik Kanjeng Mami”, Penampilan Band Bonanza  
- 15 Agustus: Jalan Sehat, Final Perlombaan Anak & Nglarak Blarak, Tari Jaranan, Keroncong ISI Surakarta  
- 17 Agustus: Upacara Bendera, Pembagian Doorprize, Santunan Anak Yatim, Pagelaran Wayang Kulit oleh Dalang Ki Joko Winarno

( Pitut Saputra )
Next Post Previous Post


Berita Pilihan :