Pernyataan Resmi SOS Menyikapi Perkembangan Sosial Terkini

Pernyataan Resmi SOS Menyikapi Perkembangan Sosial Terkini

SURAKARTA-koranjateng.com
Josafat Satrijawibawa Koordinator SOS Surakarta melalui statement resmi SOS menyerukan agar rekan-rekan ojol dimanapun berada selalu menjaga kondusifitas dan menolak segala bentuk provokasi yang mengarah ke aksi anarkis (03/09/2025).

Dalam sebuah kesempatan Josafat mengatakan kepada awak media terkait pernyataan resmi SOS kepada seluruh saudara-saudara pengemudi ojek online se-SoloRaya. Kami, Solidaritas Ojol SoloRaya (SOS), menyampaikan salam hangat penuh kebersamaan dan komitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak kita bersama. Dalam momentum perubahan sosial yang tengah berlangsung, pada kesempatan ini, kami ingin menegaskan sikap resmi organisasi SOS dan penyikapan yang didasarkan pada statement resmi Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI) selaku wadah aspirasi dan advokasi driver ojol Nusantara dari beberapa aliansi komunitas yang berada dalam jalur koordinasinya.

Situasi di SoloRaya saat ini sangat dinamis. Kelompok mahasiswa dan elemen masyarakat, mulai silih berganti merangsek ke jalanan membawa aspirasi yang luas, menuntut keadilan, transparansi, dan perubahan sistemik. Kondisi ini menimbulkan keingintahuan sekaligus keresahan berikut keprihatinan di kalangan pengemudi ojol, yang mempertanyakan peran kita dalam fenomena sosial berskala besar tersebut.  

Menurut Josafat, “Sebagai pengemudi ojol, adalah bagian tak terpisahkan dari struktur masyarakat. Aspirasi kolektif dari mahasiswa dan segenap masyarakat memang pantas didengar dan disupport, namun kita juga mesti bijak menentukan cara keterlibatan. Kita tidak ingin nama baik profesi ojol tercemar oleh gambaran aksi yang tidak terkoordinasi dengan baik, dan anarkis oleh oknum tak bertanggung jawab yang sengaja menunggangi aksi.” ujarnya.  

Dirinya menghimbau agar anggota selalu bijak dalam mengikuti setiap ajakan aksi, Josafat menekankan agar selalu waspada dalam menyikapi berbagai persoalan terkait demonstrasi yang menjurus ke provokasi anarkis, “Apabila masih dalam ranah perjuangan ojol dan aksi bersifat damai tidak anarkis serta mengusung semangat solidaritas pada rel perjuangan ojol yang terkoordinasi, dan terstruktur saya rasa aman-aman saja, silahkan untuk ikut serta dalam aksi kami tidak melarang, namun sebaliknya bila arahnya sudah keluar jalur sebaiknya dipertimbangkan kembali guna keikutsertaan dalam aksi, dan sebisa mungkin tidak mengenakan atribut ojol bila aksi yang dilakukan bukan dalam komando ojol,“ ujarnya.

Disamping itu kami juga membuka ruang bagi mitra untuk menyuarakan pendapat secara individu. Namun, sekali lagi kami sangat mengimbau agar ketika mengikuti aksi-aksi sosial atau demonstrasi, atribut resmi ojol, seperti jaket, helm, atau stiker tidak dikenakan. Josafat menegaskan bahwa “Pakaian seragam ojol bukan simbol politik, ia melambangkan pelayanan dan keselamatan masyarakat. Menggunakan atribut resmi di aksi massa sangat berpotensi menimbulkan salah tafsir dan merugikan citra seluruh komunitas.”paparnya   

Lebih jauh lagi, partisipasi kita sebaiknya fokus pada bentuk dukungan moral dan doa bagi terwujudnya perubahan positif, bukan ikut berorasi atau berkonfrontasi di garis depan yang bukan dari kalangan ojol sendiri. Ini bukan wujud apolitis, melainkan strategi menjaga kestabilan profesi kita. Saat warga membutuhkan layanan transportasi, kita tetap hadir dengan sepenuh hati tanpa gangguan. Begitupun ketika ojol ingin menyuarakan suaranya melalui aksi ya lakukanlah dengan terstruktur, dan terukur serta damai bukan melalui jalur yang anarkis.

Selain himbauan tersebut, SOS juga ingin menegaskan panggilan utama perjuangan kita yakni lima tuntutan yang mencerminkan aspirasi mendasar para pengemudi ojol. Menurut Josafat, “Kelima tuntutan ini bukan sekadar daftar keinginan administratif, melainkan titik tolak upaya kita meraih keadilan ekonomi dan perlindungan hukum.” Berikut rinciannya:

1. Kenaikan Tarif Minimum 10% untuk Roda Dua  

Kenaikan tarif minimum sebesar 10 persen bagi layanan motor kami rasa bukan tuntutan berlebihan. Biaya bahan bakar, suku cadang, asuransi, serta kebutuhan dasar terus melonjak. Persentase ini dirancang agar kita bisa menutup ongkos operasional sekaligus menyisihkan untuk kesejahteraan keluarga.

2. Regulasi Layanan Barang dan Makanan  

Pengemudi kerap menanggung risiko tinggi ketika mengantarkan barang dan makanan, mulai dari kerusakan kiriman hingga ancaman kejahatan. SOS mendesak pemerintah dan platform digital untuk menetapkan standar kompensasi, asuransi, serta transparansi perhitungan bagi setiap pesanan.

3. Regulasi Tarif Bersih untuk Roda Empat  

Mitra pengemudi mobil menghadapi biaya perawatan dan asuransi yang berlipat. Sistem potongan tarif sepihak tanpa batas bawah meminggirkan mereka. Maka, diperlukan regulasi tarif bersih yang adil, batas minimal pendapatan yang tidak boleh diganggu oleh mekanisme promosi platform.

4. Undang-Undang Transportasi Online Indonesia  

Selama ini, kita beroperasi dalam kerangka regulasi parsial dan terfragmentasi. Josafat menyatakan, “Pemerintah harus segera merampungkan RUU Transportasi Online yang mengikat semua pemangku kepentingan. Di dalamnya harus jelas status kerja pengemudi, hak-hak sosial, jaminan keselamatan, dan mekanisme penyelesaian sengketa.”  

5. Pengusutan Kasus Insiden Pelindasan terhadap Alm. Affan Kurniawan  

Tragedi kematian saudara kita, Affan Kurniawan, telah mengguncang nurani seluruh komunitas ojol. SOS menuntut aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku insiden pelindasan dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya. Keadilan bagi Affan adalah pelajaran berharga agar kejadian serupa tak terulang.

Kelima tuntutan ini harus diadvokasi secara konsisten, terarah, dan berbasis data operasional nyata. Josafat menegaskan, “Solidaritas kita diuji oleh konsistensi perjuangan. Jangan biarkan fokus kita terpecah oleh isu-isu populis yang kurang relevan dengan kesejahteraan ojol.”  

Kami mengajak seluruh mitra untuk bergabung dalam forum-forum diskusi internal SOS, menyampaikan masukan, menyusun langkah - langkah strategis, serta mempersiapkan aksi-aksi terukur, mulai dari audiensi dengan pemerintah daerah, kampanye daring, hingga penggalangan dukungan publik. Semua aktivitas memerlukan koordinasi rapi agar dampak yang dihasilkan maksimal.

Dalam setiap langkah, kami menekankan nilai-nilai kebersamaan, kedamaian, dan tanggung jawab. Sebagaimana diingatkan Josafat, “Bersikap kooperatif dengan aparat dan masyarakat umum akan meningkatkan legitimasi perjuangan kita. Kita bukan penonton, melainkan pelaku yang menghormati aturan.”  

Akhir kata, Solidaritas Ojol SoloRaya tetap berdiri tegak di belakang setiap mitra. Kami percaya bahwa dengan seruan bersama, koordinasi efektif, dan komitmen tak tergoyahkan, kita mampu menuntun profesi ini menuju kondisi yang lebih adil, berkelanjutan, dan terhormat.  

“Terima kasih atas perhatian, kebijakan dan partisipasi aktif seluruh saudara pengemudi ojol se-SoloRaya. Mari terus kobarkan semangat persaudaraan dan perjuangan demi hak-hak kita bersama. Tetap berada di garis perjuangan ojol waspadai provokasi, serta jaga kondusifitas wilayah dan lingkungan bersama. Salam Satu Aspal, Solidaritas Ojol SoloRaya (SOS)” pungkas Josafat Satrijawaibawa.

( Pitut Saputra )

Next Post Previous Post


Berita Pilihan :