Pelatihan Pengembangan Handicraft Inovatif Tingkatkan Kreativitas UKM Al Manshurien Desa Gili Timur Bangkalan
Bangkalan – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dengan ketua Bapak Mochammad Yasir, S.Pd., M.Pd. menggelar Pelatihan Pengembangan Handicraft Inovatif bagi UKM Al Manshurien di Desa Gili Timur, Bangkalan, sebagai upaya meningkatkan kreativitas produk jamu herbal “Naturna” yang mengalami penurunan penjualan sepanjang tahun 2024. Mitra sasaran kegiatan adalah UKM Al Manshurien, sebuah usaha kecil menengah yang memproduksi jamu herbal Naturna yang berlokasi di Desa Gili Timur, Bangkalan, sekitar 3 kilometer dari kampus Universitas Trunojoyo Madura dengan tenaga kerja, sertifikat halal, dan izin edar BPOM. Pelatihan ini difokuskan pada pengembangan handicraft inovatif, terutama dalam aspek pengemasan produk jamu herbal agar lebih menarik, bernilai tambah, serta mampu meningkatkan daya saing di pasar. Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 2 September 2025 sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat Universitas Trunojoyo Madura. Berdasarkan data survei dan wawancara tahun 2025, UKM Al Manshurien menghadapi kendala kreativitas produk, dengan keterbukaan informasi jenis produk hanya 48%, pengamatan pasar 43%, dan penemuan varian produk 37%. Kondisi ini berdampak pada kualitas layanan yang belum optimal, sehingga kemasan jamu hanya berbentuk ekonomis dan kurang menarik minat konsumen. Pelatihan diberikan melalui workshop interaktif yang melibatkan pendampingan intensif dari tim dosen UTM. Mitra dilatih untuk mengembangkan desain kemasan inovatif, strategi branding, serta memanfaatkan potensi handicraft lokal agar jamu Naturna lebih kompetitif di pasaran.
Ketua Tim Pengabdian UTM menyampaikan, “UKM Al Manshurien sebenarnya memiliki potensi besar karena didukung ladang bahan baku sendiri dan fasilitas produksi yang memadai. Melalui pelatihan handicraft inovatif ini, kami ingin membantu mitra mengemas jamu dengan tampilan yang lebih kreatif, sehingga bisa meningkatkan nilai jual dan memperluas pangsa pasar.” Sementara itu, Ketua UKM Al Manshurien, Ibu Sri Endah Andajani memberikan testimoni, “Selama ini kami memang kesulitan membuat kemasan jamu yang menarik. Produk kami hanya dijual dalam bentuk sederhana sehingga kurang diminati konsumen. Dengan adanya pelatihan ini, kami jadi paham bagaimana cara membuat kemasan yang lebih modern tanpa meninggalkan nilai tradisional. Ternyata kemasan bukan hanya pelindung produk, tapi juga cara memperkenalkan identitas dan kualitas jamu kami kepada Masyarakat. Kami optimis penjualan Naturna bisa bangkit kembali.”
Dengan adanya program ini, diharapkan UKM Al Manshurien mampu mengatasi permasalahan penurunan penjualan, memperkuat kualitas layanan, serta menghasilkan produk jamu herbal yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga menarik secara visual bagi konsumen modern.