Pelatihan Web Interaktif Etnosains: Strategi Baru Tingkatkan Pemasaran Jamu UKM Al Manshurien

 


Bangkalan – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dengan ketua Bapak Mochammad Yasir, S.Pd., M.Pd. menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Web Interaktif Etnosains bagi UKM Al Manshurien di Desa Gili Timur, Bangkalan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi kendala pemasaran produk jamu herbal Naturna yang selama 2024 mengalami penurunan penjualan dan rating di pasaran. Mitra sasaran adalah UKM Al Manshurien, usaha kecil menengah penghasil jamu herbal Naturna di Desa Gili Timur, Bangkalan, dengan tenaga kerja, ladang pertanian jamu, serta fasilitas produksi lengkap, termasuk mesin pencuci, penggiling, dan pemeras bahan jamu. Kegiatan berupa Pelatihan Pengembangan Web Interaktif Etnosains yang diarahkan untuk memperluas jangkauan pemasaran produk, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta memperkuat edukasi informasi produk jamu berbasis kearifan lokal.

Pelatihan dilaksanakan 9 September 2025 sebagai program pengabdian masyarakat Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang berlangsung di Desa Gili Timur, Bangkalan, sekitar 3 kilometer dari kampus UTM. Data survei dan wawancara tahun 2025 menunjukkan kepuasan pelanggan produk jamu Naturna hanya mencapai 39%, jangkauan pemasaran terbatas pada 40%, dan edukasi informasi produk hanya 35%. Hal ini menyebabkan penjualan jamu menurun, meski UKM sudah memiliki varian produk, sertifikat halal, serta izin edar BPOM. Pelatihan dilakukan melalui workshop pembuatan website interaktif berbasis etnosains, yang menggabungkan narasi budaya lokal dengan informasi ilmiah seputar khasiat jamu. UKM dilatih membuat tampilan digital yang menarik, fitur katalog produk, testimoni pelanggan, hingga strategi pemasaran berbasis media sosial yang terintegrasi dengan website.

Ketua Tim Pengabdian UTM menjelaskan, “Web interaktif etnosains bukan hanya etalase digital, tetapi juga sarana edukasi yang menampilkan identitas budaya lokal dalam setiap produk jamu. Dengan strategi ini, kami harap pemasaran Naturna lebih luas dan pelanggan lebih percaya akan kualitasnya.” Selain itu, Ketua UKM Al Manshurien, Ibu Sri Endah Andajani menambahkan, “Selama ini kami kesulitan memasarkan produk lebih luas karena keterbatasan media promosi. Pelatihan ini sangat membantu kami memahami cara memanfaatkan teknologi digital. Kami yakin ke depan, jamu Naturna bisa dikenal tidak hanya di Bangkalan, tetapi juga menjangkau konsumen luar daerah.”

Dengan adanya program ini, diharapkan UKM Al Manshurien mampu mengoptimalkan pemasaran berbasis teknologi, memperkuat citra produk jamu herbal Naturna, dan menjadikan etnosains sebagai keunggulan identitas lokal yang relevan dengan kebutuhan pasar modern.

 

Previous Post


Berita Pilihan :