Kecelakaan di Perempatan Ngadisari Menewaskan Seorang Pengendara Motor
Klaten -Koranjateng.com - Siang itu suasana di perempatan Ngadisari, Mrisen Juwiring, berubah mencekam ketika sebuah truk Dam mengalami masalah mekanis dan melaju tanpa kendali sampai menabrak seorang pengendara motor. Korban, yang kemudian diidentifikasi sebagai Supanto, warga Kwarasan RT 001 RW 009 Kecamatan Juwiring, dinyatakan meninggal di tempat. Truk yang terlibat insiden kini diamankan oleh pihak kepolisian untuk proses penyelidikan lebih lanjut (04/11/2025).
Berdasarkan keterangan saksi mata Suroto, kejadian terjadi seusai adzan Dzuhur saat ia pulang dari rapat di daerah Kwarasan. Dari kejauhan Suroto melihat truk bergerak agak zigzag dan ketika mendekati perempatan truk mendadak berhenti serta terkesan oleng. “Awalnya saya kira menabrak tong pembatas di tengah perempatan, ternyata menabrak seorang pengendara motor Honda Vario bernopol AD 3792 APD,” ujarnya. Pernyataan saksi ini memberi gambaran bahwa sebelum tabrakan ada tanda-tanda kegagalan kendali pada truk yang kemudian berujung fatal.
Saksi lain, Jaka Triyadi, menegaskan bahwa perempatan Ngadisari memang rawan kecelakaan. Menurutnya jalan di lokasi relatif lebar dan cukup terang, namun sering terjadi benturan antar pengguna jalan karena sikap saling tak mau mengalah. Dalam dua bulan terakhir, menurut warga setempat, setidaknya sudah terjadi beberapa kecelakaan yang menelan 3 orang korban jiwa dan luka, kondisi yang membuat warga setempat khawatir dan mendesak adanya tindakan pencegahan lebih nyata dari pihak berwenang.
Sementara itu informasi teknis sementara yang beredar di lokasi menyebutkan bahwa insiden kemungkinan besar disebabkan oleh putusnya as roda belakang truk hingga menyebabkan roda lepas. Kondisi ini diperkirakan membuat truk kehilangan kendali mendadak dan menabrak kendaraan di depannya. Penjelasan mengenai kerusakan mekanis tersebut masih bersifat awal dan akan dipastikan melalui pemeriksaan mekanik serta olah tempat kejadian perkara yang dilakukan oleh otoritas berwenang.
Peristiwa tragis ini menyorot dua hal mendesak, keselamatan jalan di titik perempatan yang sering bermasalah dan pentingnya pemeliharaan kendaraan berat yang melintas di jalan umum. Perempatan seperti Ngadisari, yang menurut warga cukup sering terjadi kecelakaan, memerlukan kajian ulang dari segi rekayasa lalu lintas. Sebelumnya memang sempat ada wacana pemasangan lampu lalu lintas namun belum terealisasi karena dinilai arus lalu lintas belum cukup padat untuk mendapatkan izin dari dinas terkait. Kondisi ini membuka ruang diskusi tentang prioritas penanganan lalu lintas yang sebaiknya mempertimbangkan tidak hanya volume kendaraan tetapi juga riwayat kecelakaan.
Di sisi lain, tanggung jawab pemilik dan operator kendaraan berat menjadi sorotan. Kendaraan niaga dan muatan berat mempunyai potensi akibat yang lebih besar ketika terjadi kegagalan teknis. Perawatan berkala, pengecekan kondisi as, roda, rem, dan sistem kemudi wajib dijalankan dengan ketat. Selain itu, sopir dan pemilik harus memastikan kelengkapan dokumen serta kondisi kendaraan sebelum beroperasi untuk meminimalkan risiko kecelakaan di jalan raya.
Kematian Supanto juga mengingatkan kembali bahwa keselamatan berlalu lintas adalah tanggung jawab bersama. Pengendara motor disarankan untuk selalu berhati-hati saat melintas perempatan, mengurangi kecepatan, dan memberi ruang pada kendaraan besar. Sikap saling mengalah di persimpangan, konsistensi mematuhi rambu lalu lintas, dan kewaspadaan individu dapat menyelamatkan nyawa. Selain itu, pengguna jalan harus menyadari bahwa kondisi tak terduga bisa terjadi kapan saja sehingga ketaatan pada aturan dan kesiapan mental untuk memberi prioritas keselamatan harus menjadi kebiasaan.
Pihak kepolisian sendiri menyatakan insiden ini masih dalam pengamanan dan proses penyelidikan. Proses tersebut biasanya mencakup pemeriksaan saksi, olah TKP, dokumentasi kerusakan kendaraan, serta kemungkinan pengujian teknis pada truk untuk memastikan penyebab putusnya komponen. Jika ditemukan unsur kelalaian, proses hukum bisa berjalan sesuai peraturan yang berlaku. Sampai investigasi rampung, publik diharapkan menunggu keterangan resmi dari aparat berwenang.
Bagi warga sekitar, kejadian ini menjadi momentum untuk lebih proaktif menyuarakan solusi preventif, peningkatan tanda peringatan, pemasangan lampu sinyal jika layak, pengaturan ulang rambu di sekitar perempatan, dan program edukasi keselamatan lalu lintas untuk semua pengguna jalan. Pemerintah desa, kecamatan, dan dinas terkait juga dapat bekerja sama dengan masyarakat untuk memetakan titik-titik rawan serta membuat rencana jangka pendek dan panjang yang terukur demi menekan angka kecelakaan.
Duka atas hilangnya Supanto harus direspons tidak hanya dengan empati dan belasungkawa tetapi juga tindakan nyata yang mencegah tragedi serupa terulang. Keselamatan di jalan adalah hasil kombinasi antara infrastruktur yang memadai, regulasi yang tegas, serta kedisiplinan pengguna jalan dan pemilik kendaraan. Semoga penyelidikan yang sedang berlangsung dapat mengungkap penyebab pasti dan mendorong langkah perbaikan konkret sehingga perempatan Ngadisari menjadi lebih aman bagi semua pengguna jalan.
( FX Winanto Ipunk )
