Potong Rambut Lima Ribu, Strategi Cerdas Miftahul Huda Mengguncang Cokro


 KLATEN, koranjateng.com - Cokro, sebuah kawasan yang biasanya tenang di Klaten, mendadak ramai diperbincangkan, setelah seorang juru potong rambut muda bernama Miftahul Huda sukses menggelar pembukaan barbershop barunya dengan cara yang tak biasa. Berlokasi strategis di samping pom bensin Cokro, barbershop ini langsung menyedot perhatian warga sekitar berkat tarif promosi yang sangat mencengangkan, potong rambut hanya Rp 5.000,- selama satu bulan penuh (09/11/2025).


Langkah ini bukan sekadar gimmick. Di balik tarif super murah tersebut, tersimpan strategi pemasaran yang matang dan keberanian untuk tampil beda. Miftahul Huda, yang akrab disapa Huda, bukanlah sosok sembarangan. Ia telah mengantongi berbagai sertifikat dan ijazah keahlian dalam dunia tata rambut, menjadikannya salah satu juru cukur muda yang kompeten dan berwawasan luas.


Huda berasal dari Padan, Daleman Kecamatan Tulung, sebuah desa di Klaten yang dikenal dengan semangat warganya dalam mengembangkan usaha kecil. Ia tumbuh dalam lingkungan yang menghargai kerja keras dan keterampilan. Istrinya Bekerja di Sebuah pabrik garment dan dia sendiri sudah bergelut di bidang potong rambut sejak remaja, Huda telah lama menunjukkan ketertarikannya pada dunia potong rambut. Ia belajar secara otodidak, lalu melanjutkan dengan mengikuti berbagai pelatihan resmi, hingga akhirnya mengantongi sertifikat keahlian yang diakui secara nasional.


Dengan bekal keterampilan dan semangat wirausaha, Huda memutuskan untuk membuka barbershop sendiri. Namun, ia sadar bahwa membuka usaha di tengah persaingan yang ketat membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan teknis. Ia butuh strategi yang bisa membuat masyarakat mengenal dan percaya pada kualitas jasanya.


Ketika papan bertuliskan “Grand Opening Barbershop Potong Rambut Rp 5.000,- Selama Sebulan” dipasang di depan barbershop, warga Cokro sontak penasaran. Tarif ini jauh di bawah harga pasaran yang biasanya berkisar antara Rp 15.000,- hingga Rp 30.000,-Salah satu warga Parnan, bernama Abadi, mengaku awalnya ragu. “Saya pikir ini cuma promosi palsu. Tapi ternyata benar, saya potong rambut hanya bayar lima ribu,” ujarnya sambil tersenyum.


Abadi pranan bukan satu-satunya. Dalam satu hari saja, barbershop Huda sudah dipenuhi antrian warga dari berbagai penjuru. Ada yang datang karena penasaran, ada pula yang memang ingin mencoba layanan potong rambut berkualitas dengan harga terjangkau. Antrean panjang akan menjadi pemandangan sehari-hari, dan Huda pun harus bekerja ekstra untuk melayani pelanggan yang terus berdatangan.


Namun, dibalik tarif murah itu, Huda tetap menjaga kualitas. Ia menggunakan alat-alat steril, teknik potong yang presisi, dan pelayanan yang ramah. “Saya ingin masyarakat tahu bahwa potong rambut itu bukan sekadar cukur, tapi juga soal kenyamanan dan gaya,” jelasnya.


Langkah Huda bukan sekadar promosi jangka pendek. Ia ingin membangun relasi jangka panjang dengan pelanggan. Dengan memberikan pengalaman positif sejak awal, ia berharap masyarakat akan kembali meski tarif normal diberlakukan setelah masa promo berakhir.


Strategi ini juga menunjukkan keberanian Huda dalam mengambil risiko. Di saat banyak pelaku usaha memilih bermain aman, Huda justru tampil dengan pendekatan yang berani dan kreatif. Ia memanfaatkan momentum pembukaan untuk menciptakan buzz di masyarakat, dan hasilnya sangat efektif.


Selain itu, Huda juga aktif di media sosial, membagikan foto-foto hasil cukur, testimoni pelanggan, dan informasi seputar barbershop-nya. Ia bahkan berencana mengadakan pelatihan cukur gratis bagi anak muda yang ingin belajar keterampilan ini, sebagai bentuk kontribusi sosial kepada masyarakat.


Kehadiran barbershop Huda tidak hanya berdampak pada dirinya secara pribadi, tetapi juga pada lingkungan sekitar. Banyak warga yang merasa terbantu dengan adanya layanan potong rambut murah dan berkualitas. Bahkan, beberapa pedagang kecil di sekitar lokasi barbershop mengaku dagangannya ikut laris karena ramainya pengunjung.


Fenomena ini menunjukkan bahwa usaha kecil yang dikelola dengan strategi cerdas bisa memberikan dampak ekonomi yang luas. Huda telah membuktikan bahwa dengan keberanian, kreativitas, dan komitmen terhadap kualitas, seorang juru potong rambut bisa menjadi inspirasi dan motor penggerak ekonomi lokal.


Setelah masa promo berakhir, Huda berencana menetapkan tarif normal yang tetap terjangkau, namun tetap mempertahankan kualitas layanan. Ia juga tengah mempertimbangkan untuk membuka cabang di daerah lain, serta menjalin kerja sama dengan komunitas pemuda untuk mengembangkan pelatihan keterampilan.


“Potong rambut itu bukan hanya soal gaya, tapi juga soal kepercayaan diri. Saya ingin setiap orang yang keluar dari barbershop saya merasa lebih percaya diri dan dihargai,” tutup Huda dengan penuh semangat.


Kisah Miftahul Huda adalah bukti bahwa keberanian untuk tampil beda, ditopang oleh keterampilan dan strategi yang tepat, bisa mengubah wajah sebuah komunitas. Dari Padan ke Cokro, dari gunting ke harapan, Huda telah menunjukkan bahwa mimpi bisa diraih, bahkan dengan tarif Rp 5.000,- saja.


( FX Winanto / Ipunk )

Next Post Previous Post

Hot News Today